Belajar Freediving di Jakarta - Freedive Course AIDA 2


Belajar Freediving di Jakarta
Ada yang gak bisa berenang? Gue, beberapa bulan yang lalu. Sampai akhirnya gue tau kenapa gue gak bisa berenang. Sebagai makhluk hidup yang bernapas di daratan, menurut gue sangat wajar kalau kita akan kaget kalau kita gak ada di darat, bisa jadi saat terbang walau pakai pesawat ataupun berenang atau menyebrang laut menggunakan kapal. Wajar. It's oke kok untuk takut. 

Di tulisan ini gue mungkin akan bercerita bagaimana perjalanan sampai akhirnya gue memutuskan untuk belajar selam bebas atau freedive, walau pada awalnya gue gak bisa renang dan sekarang jadi certified freediver.

Pulau Rubiah - Pulau Weh
April 2019, Pulau Weh.
Gue pergi ke Sabang, Pulau Weh. Saat itu gue gak bisa berenang. Gue menginap di bungalow pinggir laut yang langsung ada spot untuk snorkeling dan punya karang yang cantik dan ikan-ikan yang banyak dan besar. Gue menyewa pelampung tentunya. Pulau Weh juga jadi tempat pertama gue melakukan scuba diving. Saat itu gue mencoba discover scuba diving dan gue langsung jatuh cinta dengan lautan.

Juni 2019, Pulau Weh.
Gue balik lagi ke pulau ini buat ambil dive course, supaya gue bisa belajar lebih banyak tenang olahraga ini. Setelah belajar hal baru dan menguasai skill-skill yang dibutuhkan selama 3 hari, gue dinyatakan lulus and I become scuba diver! Ya, senang. Lalu gue bilang ke dive instructor gue kalau gue sebenernya gak bisa berenang. Anak pinter memang! Karena sebenernya gue gak akan dilulusin kalo gue ketauan gue gak bisa renang. Hahaha. Tapi karena gue harus segera pulang, gue lulus dan nanti disuruh balik lagi ke Sabang buat belajar renang.

Juli 2019. Kolam renang.
Gue jadi seneng main air. Gue sering ke kolam renang buat belajar renang. Cara belajarnya gimana? Akhirnya setelah diving dan snorkeling gue tau apa penyebab gue gak bisa renang. Sering kali gue panik kalau hidung dan mata gue udah kena air. Tapi karena gue seneng, akhirnya gue belajar terus sendirian sambil baca-baca dan nonton buat tau tentang renang, gue sedikit demi sedikit bisa renang. Di Juli 2019 ini juga gue mendaftarkan diri buat belajar menyelam bebas atau Freedive Course AIDA 2 (setara dengan SSI Freediving level 1 atau PADI Freediver) di Selam Bebas Indonesia dengan Pakde Anton sebagai Instructornya (ini bukan konten berbayar apalagi mempromosikan SBI ya! karena pada akhirnya gue udah gak gabung bareng mereka lagi). Ambil freedive course ini juga bukan tanpa alasan, karena gue mau belajar supaya bisa freedive dengan aman dan nyaman, jadi gue gak harus selalu bawa tabung atau ngambang diatas alias snorkeling doang kalo di laut. Selain itu, freediving juga olahraga yang cukup ekstrim, karena kita perlu menahan nafas dan menyelam di air dimana kita tidak bisa menghirup udara.

Tunggu, lo kan udah bisa renang nih koi. Buat gue yang gak bisa renang gimana? Nah, bagusnya di SBI ini, ada kursus renangnya juga. Bude Sofi, istrinya pakde adalah seorang pelatih renang bersertifikat. 

Agustus 2019. Kursus freediving.
Sejak mendaftar kursus di bulan Juli, sampe bulan ini mungkin gue hanya beberapa kali ikut latihan, selain karena gue sibuk kerja, ternyata gue juga gak suka freedive di kolam, karena gue ngerasa cuma liatin keramik kolam aja, skill yang dipelajari di kolam bisa jadi berantakan banget begitu ketemu laut yang ada ombak, arus, dan ocean vibes lainnya. Sebulan latihan ini materi yang didapat banyak sekali, mulai dari teori sampe praktik yang butuh skill sendiri. Mulai dari teori tetang bagaimana freediving, hal-hal yang bisa saja terjadi saat kita freediving, sampe ke materi untuk static apnea (nahan nafas, diem aja, sekuat yang lo bisa), cara finning yang efisien dan dynamic apnea (berenang dibawah air dengan nahan nafas, sejauh yang lo bisa). Tapi, belum kelar gitu aja gue banyak kerjaan di kantor yang akhirnya bikin gue menghilang dari dunia air ini. Walau, kalo pas ada waktu kosong di weekend, gue lebih milih camping di pulau sama temen-temen gue sih. Hahaha. Bukannya latihan. Tapi ya, as long as you having fun, why not?! :p

November 2019. Open Water Training - Pulau Pramuka
Instructor freedive gue memperbolehkan siswanya untuk ikut Open Water (atau OW) training, tujuannya adalah untuk mengenalkan anak-anaknya menyelam lebih dalam sebelum benar-benar mengambil open water sertifikasi. Karena untuk mendapat sertifikat AIDA 2, minimal kita harus menyelam sedalam 16 meter. Saat open water training ini, gue berhasil menembus angka kelulusan di 16 meter dengan skill seadanya dan kepanikan saat menembus kedalaman. Selain itu, materi pool gue pun belum kelar. open water kali ini adalah benar-benar training, untuk menyelam lebih dalam dengan satu nafas.

Open Water Session - Freediving
Setelah open water training, gue latihan lagi di kolam dan menyelesaikan materi pool gue dan bisa ikut open water sertifikasi. Mulai dari static apnea dengan minimal 2 menit, dynamic pakai fins dengan minimal 40 meter, ditambah gue juga wajib untuk bisa jadi buddy/safety diver dan merescue jika diver black out/pingsan saat freedive, ini penting banget! Freediving sangat berbeda dengan scuba diving. Apalagi untuk menguasai skill nya pun, gak bisa 3 hari terus kelar kayak scuba. Well, November ini gue akhirnya menyelesaikan materi pool. Sudah. Kemudian sibuk ngantor lagi sampe libur akhir tahun tiba dan menunggu open water selanjutnya.

Februari 2020, Open Water Sertifikasi - Pulau Pramuka
Bulan Januari 2020 ada pengumuman bahwa ada OW bulan Februari, gue langsung mendaftar buat open water sertifikasi. Supaya gue bisa gak kerja dan menyelesaikan open water kali ini. Sampai harinya tiba di hari sabtu, gue masih kerja sampe jumat malem bahkan baru tidur jam 1 dini hari, dimana jam 5 pagi gue harus ke dermaga buat ke Pulau pamuka buat OW. Open water tuh ngapain aja sih? OW ini juga ada materinya, FIM (free immersion) dan CWT (constant weight) plus kita juga harus bisa jadi buddy. Diawali dengan FIM kemudian gue perlu dive deep  CWT 16 meter dan rescue (lagi!) di laut.

Buddy system
Yaelah, 16 meter doang kan?! Eits, untuk orang awam mungkin akan menyepelekan hal ini, karena melihat rekor freediving terdalam pun udah menyentuh di angka lebih dari 100 meter. Ya bener, 16 meter doang. Tapi, banyak skill yang perlu dikuasai dan belajarnya pun gak instan. Gue mungkin beruntung karena udah bisa menyelam dengan tabung sampe kedalaman 20meteran dan terbiasa dengan equalise dari tekanan air yang bikin kuping terasa sakit banget. Tapi gak sedikit orang orang yang gak terbiasa melakukan hal ini, bahkan beberapa teman yang di pool udah bagus skillnya, bisa jadi akan berantakan saat di laut karna kondisi di pool dan laut bakal berbeda, belum lagi ada ombak dan arus.

Saat open water ini, ada 3 kali dive. 2 kali di hari pertama dan 1 kali di hari kedua. Dive pertama, gue gagal equalise dan hanya menyelam sedalam 15 meter. Gagal equalise yang bikin kuping gue sakit banget ini bisa jadi karena banyak hal, tapi yang gue tau pasti karena gue semalam hanya tidur sebentar dan masih berasa capek. Jadi, saat freedive pastikan kondisi tubuh kita benar-benar sehat. Lalu instructor gue menyarankan untuk tidur sebentar sehabis makan siang. Yes, gue beneran tidur abis makan siang di pulau. 

Personal Best

Lalu lanjut dive kedua, gue paling duluan CWT didampingi instructor gue, bahkan saat itu temen-temen gue masih di kapal. Lalu melihat dive comp yang dipasang, ternyata gue menyelam sedalam 21,1 meter. with. one breath. Crazy! Keesokan harinya, dive ketiga. Dive ini buat rescue aja, saat itu gue bareng 5 orang lainnya yang juga ambil sertifikasi dan dikasih sedikit kejutan sama instructor gue yang pastinya buat meningkatkan skill kita. Kalo ada anak SBI yang baca sampe sini, kalian pasti tau kejutannya. Kejutan yang bikin Della hampir nyerah saat rescue! Hahahaha

Happy Freedivers!
Setelah melalui 3 dive di open water kali ini, finally, we are freedivers!

Tapi, terlepas dari serfikat yang kita dapat, yang terpenting adalah skill yang kita miliki. Tentang bagaimana kita bisa mengontrol diri saat didalam air dan menaklukan rasa takut yang ada, juga tentang bagaimana kita bisa rileks saat menyelam dan menikmati setiap finning dalam air.

Udah tertarik menyelam bareng gue? Yuk! Kapan?
Happy freediving! :)
Share:

2 comments:

  1. Keren, kk Khoi dari ga bisa berenang samapai bisa berenang berapa lama kak?

    Awalnya Phobia kedalaman ga?

    ReplyDelete
  2. Halo, Mbak. Saya lagi pengen banget ikut course, kira-kira butuh kisaran biaya berapa ya untuk seperti ceritanya Mbak?

    ReplyDelete

Tinggalkan komentarmu disini...

Hello!

Hello, thank you for being here. I hope you have a good time browsing around and enjoy reading on my blog! :)